The Amazing Eka Damayanti

Read my story…

Semangat’, kata itulah yang memberikan kekuatan terbesar bagi perjuangan yang dilakukan oleh teman kita Eka Damayanti. Bagi Eka, perjuangan sesungguhnya demi nama baik RSBI SMAN Mojoagung dimulai setelah pengumuman hasil seleksi olimpiade sains tingkat nasional. Setelah mengetahui bahwa Eka Damayanti lolos seleksi ke tingkat nasional, belajar intensif untuk Eka mulai diperketat. Menjelang bulan puasa 2011, dinas propinsi Jawa Timur memberikan undangan pembinaan OSN selama empat hari kota Malang.Di Malang, para peseta diberikan bimbingan oleh para dosen dari Universitas Brawijaya Malang. Selama masa pembinaan, Bapak Didik Eko Iswahjoedi, selaku guru Geografi dan Pembina OSN, beliau merencanakan untuk memanggil salah seorang peserta IESO 2009 yang meraih medali perak di Taiwan, yang juga salah satu mahasiswa Fakultas Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pembinaan dilakukan selama lima hari dan bertepatan dengan puasa di bulan  Ramadhan, sehingga Eka belajar dalam kondisi sedang berpuasa. Belajar dari pengalaman tahun lalu, yaitu ketika siswa RSBI SMAN Mojoagung yang berhasil lolos ke kota Medan, Eka dan Bapak Didik mulai membaca kelemahan dan kekurangan tahun lalu, khususnya pada sesi tes praktek. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, Bapak Didik mencanangkan jadwal untuk pembinaan di laboratorium Fakultas Teknik Geologi UGM. Pembinaan dilakukan selama empat hari bersama kontingen dari DIY dan Banten.

Setelah selesai, Eka dan Bapak Didik segera pulang, karena keesok harinya akan menuju ke Surabaya dan berkumpul dengan peserta OSN Jatim yang lainny.Sehari setelah menginap di Surabaya, mereka segera berangkat menuju kota Manado untuk mengikuti  acara pembukaan. Acara pembukaan dilakukan di Grand Kawanua dan dihadiri Menteri Pendidikan, Bapak M. Nuh. Selesai acara pembukaan, Eka Damayanti, dkk. mendapatkan waktu untuk beristirahat selama sehari.

Keesokan harinya, semua peserta segera mengikuti tes teori di SMAN 7 Manado. Soal tes terdiri dari 50 soal pilihan ganda dan 5 soal essay. Soal tahun ini sangat berbeda dengan soal-soal tahun sebelumnya. Hal ini membuat para peserta kesulitan, begitu pula Eka. Rasa pesimis mulai menggelayuti, tetapi berkat dukungan penuh dari guru pembina, Bapak Didik dan motivasi yang kuat dari orang tua, membuat saya bangkit kembali menyongsong tiga buah tes praktek yang masih menanti kala itu,” ujar Eka menjelaskan kepada reposrter Prisma.

Lebih lanjut, Eka menjelaskan rentetan tes yang dia ikuti membuat perasaannya diliputi rasa cemas dan tegang. Tes Oseonografi merupakan tes praktek sesi pertama yang dilakukan peserta di Pantai Molas.

Tes terbagi menjadi empat materi yaitu tes mengukur kadar oksigen dan salinitas air, tes sedimen, tes pasang surut, dan tes gelombang. Tes kedua dilakukan di BMKG Kayuwatu, yang terdiri dari tes pengenalan alat dan tes pias curah hujan, dan tes terakkhir dilaksanakan keesokan hari, yang merupakan tes terakhir. Tes tersebut merupakan  tes geologi yang terdiri dari tes lapangan dan tes peraga.

Setelah semua peserta telah melaksanakan tes, peserta berkunjung ke Pertamina Geothermal Energi Lahendong, dan disana semua peserta diberikan pengenalan tentang potensi geothermal sebagai energi masa depan dan potensi Indonesia sebagai negara prospek eneri panas bumi. Peserta juga berkesempatan untuk melihat secara langsung proses pengolahan panas bumi menjadi energi listrik.

Kunjungan selanjutnya adalah wisata ke Danau Linau. Danau tersebut memiliki keistimewaan  dapat berubah warna, hal ini dikarenakan danau tersebut memiliki kandungan sulfur yang sangat tinggi.

Keesokan hari,agenda peserta adalah rekreasi bersama seluruh peserta OSN 2011, namun akhirnya agenda tersebut dibatalkan, sehingga sempat membuat para peserta kecewa. Peserta  mencoba berbesar hati dan kembali ke hotel Sutan Raja untuk bersiap menghadiri acara penutupan di malam hari.

Eka menuturkan bahwa malam hari itu adalah malam yang paling mendebarkan dalam hidup Eka, karena ‘pertarungan saya selama hampir satu tahun akan ditentukan. Rasa cemas membuat saya tidak kuat mengikuti acara penutupan yang dilaksanakan di Grand kawanua, karena saya takut, jadi  saya memutuskan untuk keluar dari tempat acara dan sholat Isya, lalu tanpa saya sadari, saya menangis sejadi-jadinya, mengungkapkan rasa cemas dan sedih saya. Beruntung mushola saat itu sedang sepi sehingga saya leluasa untuk menangis, “ujar Eka lebih lanjut.

 Setelah Eka merasa tenang dan cukup kuat, Eka kembali mengikuti acara. Pengumuman berjalan dengan sangat mendebarkan dan akhirnya penantian saya terjawab, saya mendapat medali perunggu.

Hal ini membuktikan bahwa kita semuadapat meraih apa yang kita cita-citakan, asalkan kita punya niat dan kemauan yang gigih untuk meraihnya. Kita harus selalu yakin bahwa Tuhan akan terus memberi kita jalan yang terbaik, selain itu dukungan penuh dari orang tua, guru, dan sahabat adalah motivasi untuk berjuang tanpa mengenal kata menyerah. Mereka adalah kekuatan saya di saat saya butuh dukungan” ungkap Eka seraya mengingat kenangan kala itu.

Kiat-kiat yang selalu digunakan oleh Eka untuk mendukung maju ke OSN, yaitu mencoba mencari teman sebanyak mungkin untuk menambah pengetahuan dan wawasan ilmu kebumian. Eka tidak segan untuk selalu bertanya kepada teman-teman di forum diskusi.Eka tidak mau hanya mengandalkan dan bergantung pada pembinaan dari guru atau yang lain, tapi Eka selalu mencoba untuk mencari wawasan dengan mandiri. Eka selalu manfaatkan segala fasilitas yang ada, baik dari internet, buku referensi, dan lain sebagainya. Hal tersebut membuat Eka Damayantidapat terus berkembang dan memiliki keyakinan  untuk selalu  memiliki impian tinggi, karena dengan mimpi kita punya tujuan, dengan adanya tujuan kita bisa meraih masa depan.

Tidak selang berapa lama, berkat kemauan keras dan disiplin dalam belajar, impian Eka Damayanti terwujud. Eka berhasil menorehkan prestasi dalam Olimpiade Geografi berkolaborasi dengan kakak kelas, Fahmi Aditya kelas XII IPS 3. Mereka berhasil meraih juara ke-3 dalam ajang Olimpiade Geografi se-Jatim, Bali, NTB, yang diadakan oleh Universitas Negeri Malang selama dua hari, setelah menyisihkan 38 peserta, mulai dari tes tulis, tes praktek penginderaan jauh, batuan, dan presentasi makalah.

Kemenangan kali ini melengkapi impian yang dirancang oleh Eka dalam angan dan untaian doa setiap hari. “Kita harus selalu ingat Tuhan selalu mendengar setiap doa kita, jika kita mau belajar, berusaha, dan bertawakal. Keberhasilan akan selalu mengikuti orang-orang yang mau berusaha dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan,” ujar Eka seraya tersenyum.

 

 

Kata-kata Motivasi

 Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadipemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terusbelajar, akan menjadi pemilik masa depan

 

 

One Reply to “The Amazing Eka Damayanti”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *