ISRA’ MI’RAJ

Segenap civitas dan keluarga besar SMAN Mojoagung, menghadiri Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1433 H/ 2012 M dengan tema “Memperingati Isra Mi’raj dan Menyongsong Ramadhan Menuju Insan Mutaqin” bertempat di halaman SMAN Mojoagung, Rabu (18/7/2012),

Acara  diawali dengan pelaksanaan sholat Dhuha dan sholat Hajat yang diimami oleh Drs. Imam Subagiyo, kemudian dilanjutkan dengan Istiqosah yang dipimpin oleh Drs. Nur Slamet.

Bapak Imam Subagyo, dalam uraian tausiahnya menyampaikan bahwa peristiwa Isra Mi’raj terjadi  menjelang hijrahnya Rasulullah, setelah wafatnya Siti Khadijah dan Abu Thalib. Dalam ilmu logika perjalanan Isra Mi’raj  adalah termasuk supra rasional karena pembuatnya adalah Yang Tanpa Batas (Allah SWT), dan satu-satunya hasil Isra Mi’raj adalah Asshalah (perintah shalat).

Selanjutnya, tausiah dilanjutkan oleh Bapak Nur Slamet, yang  menyampaikan hikmah Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW. Bapak Nur Slamet menyampaikan bahwa Isra Mi’raj memiliki makna penting dalam ruang imajinasi umat Islam khususnya dan umat manusia pada umumnya.  Makna penting itu jika diurai tentu akan sangat panjang, tetapi yang jelas bahwa kisah Isra Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW mengarahkan pengetahuan dan kesadaran umat beragama akan narasi besar, yang memperkukuh dinamika umat untuk meyakini kehadiran Yang Maha Mutlak, yaitu Allah SWT. Di sisi lain, Mi’rajnya seorang mukmin bukanlah sebuah upaya pendakian spiritual untuk berpaling dari tanggung jawab kemanusiaan, melainkan justru agar terjalin kontak antara kehendak yang Maha Suci dan orientasi manusia di bumi.

Oleh-oleh” utama Isra’ Mi’raj adalah perintah shalat. Shalat adalah satu-satunya kewajiban dan menjadi kebutuhan umat Islam yang amar-nya diturunkan langsung oleh Allah SWT. Hal itu menunjukkan betapa tingginya posisi ibadah shalat. Wajar, kalau kemudian shalat, sebagaimana tersebut dalam sejumlah hadis Nabi SAW, merupakan “tiang agama”, akan runtuh keislaman seseorang jika meninggalkan atau tidak mendirikan shalat. Sebab, shalat merupakan penentu diterima-tidaknya amal saleh seseorang serta menjadi ibadah (ritual) paling utama dalam Islam. Shalat juga merupakan amal perbuatan yang pertama kali dihisab di akhirat dan menentukan baik-buruknya amal seseorang.

Untuk itu lanjut beliau, hikmah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW ini harus dapat  dipatrikan dan ditegakkan dalam diri masing-masing, guna menghadapi dan memperbaiki kecenderungan menurunnya nilai-nilai Illahiah dan sosial capital individu serta masyarakat saat ini, yang bertendensi dapat menimbulkan kegoyahan sosial dan merapuhkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Acara penutup diakhiri dengan memanjatkan doa kepada Alloh SWT, agar keluarga besar SMAN Mojoagung diberikan kekuatan untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan dan mendapatkan limpahan berkah dan barokah bulan suci Ramadhan. (TB/2012)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *